Sabtu, 07 Mei 2011

LAKSANA POHON YANG TAK BERBUAH

Imam Bukhari rahimahullah meriwayatkan di dalam Kitab Bad'i al-Khalq
dalam sahihnya, beliau berkata; حَدَّثَنَا عَلِيٌّ حَدَّثَنَا
سُفْيَانُ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي وَائِلٍ قَالَ قِيلَ لِأُسَامَةَ
لَوْ أَتَيْتَ فُلَانًا فَكَلَّمْتَهُ قَالَ إِنَّكُمْ لَتُرَوْنَ أَنِّي
لَا أُكَلِّمُهُ إِلَّا أُسْمِعُكُمْ إِنِّي أُكَلِّمُهُفِي السِّرِّ
دُونَ أَنْ أَفْتَحَ بَابًا لَا أَكُونُ أَوَّلَ مَنْ فَتَحَهُ وَلَا
أَقُولُ لِرَجُلٍ أَنْ كَانَ عَلَيَّ أَمِيرًا إِنَّهُ خَيْرُ النَّاسِ
بَعْدَ شَيْءٍ سَمِعْتُهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالُوا وَمَا سَمِعْتَهُ يَقُولُقَالَ سَمِعْتُهُ يَقُولُ
يُجَاءُ بِالرَّجُلِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيُلْقَى فِي النَّارِ
فَتَنْدَلِقُ أَقْتَابُهُ فِي النَّارِ فَيَدُورُ كَمَا يَدُورُ
الْحِمَارُ بِرَحَاهُ فَيَجْتَمِعُ أَهْلُ النَّارِ عَلَيْهِ
فَيَقُولُونَ أَيْ فُلَانُ مَا شَأْنُكَ أَلَيْسَ كُنْتَ تَأْمُرُنَا
بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَانَا عَنْ الْمُنْكَرِ قَالَ كُنْتُ آمُرُكُمْ
بِالْمَعْرُوفِ وَلَا آتِيهِ وَأَنْهَاكُمْ عَنْ الْمُنْكَرِ وَآتِيهِ
رَوَاهُ غُنْدَرٌ عَنْ شُعْبَةَ عَنْ الْأَعْمَشِ Ali menuturkan kepada
kami, Sufyan menuturkan kepada kamidari al-A'masy dari Abu Wa'il dia
berkata;ada orang yang berkata kepada Usamah , "Seandainya saja engkau
mau mendatangi si fulan dan berbicara menasihatinya." Maka dia
menjawab, "Apakah menurut kalian aku tidak berbicara dengannya
melainkan aku harus menceritakannya kepada kalian. Aku sudah
menasihatinya secara rahasia. Aku tidak ingin membuka pintu yang
menjadikan aku sebagai orang pertama yang membuka pintu fitnah itu
-menasihati penguasa dengan terang-terangan-. Aku pun tidak akan
mengatakan kepada seseorang sebagai orang yang terbaik -walaupun dia
adalah pemimpinku- setelah akumendengar sabda Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam ." Mereka bertanya, "Apa yang kamu dengar dari
beliau itu?" . Dia menjawab; Aku mendengar beliau bersabda, "Akan
didatangkan seorang lelaki pada hari kiamat kemudian dia dilemparkan
ke dalam neraka dan terburailah isi perutnya di neraka sebagaimana
seekor keledai yang berputar mengelilingi penggilingan .
Makaberkumpullah para penduduk neraka di sekitarnya. Mereka bertanya,
"Wahai fulan, apa yangterjadi padamu, bukankah dahulu kamu
memerintahkan yang ma'ruf kepada kami dan melarang kami dari
kemungkaran?". Lelaki itu menjawab, " Dahulu aku memerintahkan kalian
mengerjakan yang ma'ruf sedangkan aku tidak melakukannya. Dan aku
melarang kalian dari kemungkaran namun aku justru melakukannya ."
Hadits ini diriwayatkan oleh Ghundar dari Syu'bah dari al-A'masy ( HR.
Bukhari [3027] , disebutkan pulaoleh Bukhari dalam Kitab al-Fitan
[6569] as-Syamilah). Hasan Al Bashri rahimahullah mengatakan, "Orang
alim adalahorang yang merasa takut kepadaAr Rahman walaupun dia tidak
menyaksikan-Nya, ia sangat menginginkan apa yang Allah iming-imingkan
kepada dirinya, dan ia bersikap zuhud terhadap sesuatu yang akan
membuat murka Allah." Ikrimah meriwayatkan dari Ibnu Abbas
radhiyallahu'anhuma bahwa hakikat orang yang benar-benar mengenal Ar
Rahman (Allah) adalah : [1] orang yang tidak mempersekutukan apapun
dengan Allah, [2] menghalalkan sesuatu yang dihalalkan-Nya, [3]
mengharamkan sesuatu yang diharamkan-Nya, [4] senantiasa menjaga
pesan/wasiat-Nya, dan [5] meyakini dirinya pasti akan berjumpa
dengan-Nya serta amalnya akan dihisab ( Tafsir Al Qur'an Al 'Azhim ,
6/349). Sufyan Ats Tsauri menukil dari Abu Hayyan At Tamimi ucapan
seorang lelaki, "Dahulu dikatakan bahwa ulama itu ada tiga macam; [1]
Orang yang alim terhadap Allah dan alim tentang aturan Allah, [2]
Orang yang alimtentang Allah namun tidak alim tentang aturan Allah,
[3] Orang yang alim tentang aturan Allah namun tidak alim terhadap
Allah. Orang yang alim terhadap Allah dan alim tentang aturan Allah
adalah orang yang takut kepada Allah serta mengetahui batasan-batasan
dan kewajiban-kewajiban. Sedangkan Orang yang alim tentang Allah namun
tidak alim tentang aturan Allah adalah orang yang takut kepada Allah
namun tidak mengerti seluk beluk batasan-batasan dan
kewajiban-kewajiban. Adapun Orang yang alim tentang aturan Allah namun
tidak alim terhadapAllah adalah orang yang mengerti seluk beluk
batasan-batasan dan kewajiban-kewajiban namun tidak merasa takut
kepada Allah 'azza wa jalla." ( Tafsir Al Qur'an Al 'Azhim , 6/350).
Syaikh Abdurrahman bin Qasim rahimahullah mengatakan, " Amal adalah
buah dari ilmu . Ilmuitu ada dalam rangka mencapai sesuatu yang
lainnya. Ilmu diibaratkan seperti sebuah pohon, sedangkan amalan
adalah seperti buahnya. Maka setelah mengetahui ajaran agama Islam
seseorang harus menyertainya dengan amalan. Sebab orang yang berilmu
akan tetapi tidak beramal dengannya lebih jelek keadaannya daripada
orang bodoh . Di dalam hadits disebutkan, "Orang yang paling keras
siksanya adalah seorang berilmu dan tidak diberi manfaat oleh Allah
dengan sebabilmunya" . Orang semacam inilah yang termasuk satu di
antara tiga orang yang dijadikan sebagai bahan bakar pertama-tama
nyala api neraka. Di dalam sebuah sya'ir dikatakan, Orang alim yang
tidak mau Mengamalkan ilmunya Mereka akan disiksa sebelum Disiksanya
para penyembah berhala ( Hasyiyah Tsalatsatul Ushul , hal. 12) Syaikh
Abdullah bin Shalih Al Fauzan hafizhahullah berkata, "Hendaknya
diingat bahwa seseorang yang tidak beramal dengan ilmunya maka ilmunya
itu kelak akan menjadi bukti yang menjatuhkannya . Hal ini sebagaimana
terdapat dalam hadits Abu Barzah radhiyallahu'anhu, bahwa Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda, "Kedua telapak kaki
seorang hamba tidak akan bergeser pada hari kiamat sampai dia akan
ditanya tentang empat perkara, diantaranya adalah tentang ilmunya, apa
yang sudah diamalkannya " ( HR. Tirmidzi 2341). Hal ini bukan berlaku
bagi para ulama saja, sebagaimana anggapan sebagianorang. Akan tetapi
semua orang yang mengetahui suatu perkara agama maka itu berarti telah
tegak padanya hujjah. Apabila seseorang memperoleh suatu pelajaran
dari sebuah pengajian atau khutbah Jum'at yang di dalamnya dia
mendapatkan peringatan dari suatu kemaksiatan yang dikerjakannya
sehingga dia pun mengetahui bahwa kemaksiatanyang dilakukannya itu
adalah haram maka ini juga ilmu. Sehingga hujjah juga sudah tegak
dengan apa yang didengarnya tersebut. Dan terdapat hadits yang sah
dari Abu Musa Al Asy'ari radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Al Qur'an itu adalah hujjah
bagimu atau hujjah untukmenjatuhkan dirimu" ( HR. Muslim )" ( Hushulul
Ma'mul , hal. 18) Allahumma na'udzu bika min 'ilmin laa yanfa'
Penulis: Abu Mushlih Ari Wahyudi Artikel www.muslim.or.id

0 Responses to “LAKSANA POHON YANG TAK BERBUAH”

Posting Komentar

Subscription